Beberapa orang mungkin kehilangan banyak kesempatan karena harus merawat dan menemani orangtua mereka. Dulu, saya mikirnya ini merugikan. Sampai akhirnya saya menyadari, bahwa rugi dan untung bukan hanya persoalan materi. Ada nilai-nilai kebaikan lain yang bisa dikatakan sebagai untung yang besar ketika harus menemani orangtua. Secara cliche tentu saja, pahala; walaupun tidak semua orang berorientasi kepada nilai pahala itu sendiri. Tetapi kita juga bisa melihat dari sisi yang lain. Yaitu bisa mengenal lebih dekat dan sedikit demi sedikit bisa membalas kebaikan yang mereka berikan kepada kita sejak kecil. Walaupun sebenarnya kita tidak akan pernah cukup membalas kebaikan mereka. Benar, adalah kewajiban orangtua untuk merawat dan menyayangi anak-anaknya tanpa imbalan apapun. Tetapi, saya pun yakin, sebagai seorang anak, menyayangi orangtua dan menolong mereka tidak pernah terhitung merugikan. Simpelnya, atas pengalaman pribadi dan oranglain. Banyak kebaikan dan kabar baik yang mun
Sumber: IG @Hanhanny Saya kira ketika bisa menikmati barongko (kudapan olahan pisang suku Bugis Makassar) di tempat yang jauh dari tanah aslinya, rasanya akan luar biasa. Ternyata rasanya ya biasa saja, seperti sedang makan begitu saja. Kemudian saya tersadar, yang kita atau mungkin saya konsumsi bukan hanya makanan atau minuman saja, tetapi budaya dan orang-orang yang ada di dalamnya juga. Lahir dan tumbuh besar di tanah Sulawesi, saya terbiasa yang kultur budaya orang setempat. Makanannya, minumannya, cara berinteraksinya, orang-orangnya, tempat-tempatnya, adalah hal-hal yang sudah menjadi rutinitas dan bagian dari hidup saya. Pada bulan suci Ramadhan, makanan seperti barongko, Tetu (kue perahu), jalangkote, pisang ijo, buroncong, dange, bolu paranggi dan beberapa makanan tradisional ala suku Kaili dan Bugis sudah menjadi bagian daripada nafas kami orang Sulawesi Tengah, tidak afdhol rasanya sebagai orang Palu kalau tidak buka puasa dengan jenis panganan di atas 😅 Menjalani kehidupa