Banyak perempuan hanya bisa diam dalam perasaan risih, marah, sedih, bahkan dendam kepada mereka pria ataupun sesama wanita yang berujar maupun berprilaku seksis dan tindakan harassment secara verbal maupun berupa tulisan melalui jejaring sosial.
Ketika terjadi hal-hal begini apa kebanyakan respon oranglain? "Memangnya pakaian kamu bagaimana? Memangnya tampilan kamu bagaimana? Apa yang kamu lakukan? Ya makanya jangan begini, jangan begitu, kamu sih begini kamu sih begitu ya wajar!" Alih-alih bertanya "siapa yang melecehkanmu? Bagaimana perasaanmu sekarang? Saya turut bersedih atas apa yang kamu alami. Kamu boleh merasa aman sekarang, kamu tidak sendiri, kamu akan mendapatkan perlindungan" Apakah prilaku pelecehan seksual kepada perempuan sekarang sudah menjadi hal wajar?
Dalam kehidupan bersosial di masyarakat kita, sayangnya, kasus pelecehan seksual baik secara verbal maupun fisik, kebanyakan dan paling sering yang pertama kali disorot adalah perempuannya, apakah ia berpakaian seksi, atau tertutup, apakah ia berprilaku biasa saja atau menggoda, atau apapun itu, bukan apa dan bagaimana sampai pelaku tidak mampu menjaga kesehatan fikiran dan mentalnya yang bobrok melakukan tindakan semena-mena apalagi sampai mencuri sesuatu yang bukan hak juga miliknya. Ini membuat saya sedih dan hancur, ketika korban justru disudutkan, pelaku? Sudah kita bisa duga sendiri jawabannya. Kasus seperti ini bak gunung es di laut, yang terbongkar kisahnya hanyalah bongkahan es dipermukaan, sedangkan kasus yang tak terungkap adalah bongkahan es dibawah air yang tak nampak seberapa besar dan luasnya.
Untuk wanita-wanita yang telah kehilangan nyawa, trauma, kesempatan hidup normal, perasaan tak nyaman, marah, juga memben i dan jijik kepada dirinya sendiri.
Tidak bisakah para tuan untuk sekali saja, sebelum mengoreksi dan menyudutkan perempuan-perempuan ini untuk bertanya kepada diri sendiri "apa sudah cukup baikah aku dalam menjaga pandanganku dan menjaga nafsuku?" "Apakah aku rela disamakan dengan kucing liar yang tidak bisa menjaga nafsunya ketika melihat ikan?" Apakah tuan rela wanita tuan entah itu ibu ataupun saudari perempuan tuan disamakan derajatnya dengan ikan? Setujukah tuan dengan pernyataan seperti itu? Apakah tuan perlu diingatkan tentang perempuan tuan agar berprilaku baik kepada semua perempuan tanpa pandang siapakah dia?
Komentar
Posting Komentar