Di Hutan Pinus. |
Assalamualaikum semua!
Liburan telah berlalu, tapi perasaan liburan itu masih saja menghantui, padahal harus kembali ke rutinitas awal, nyusun skripsi lagi, kerja lagi, mikir lagi hahaha. Emang susah banget yah move on dari liburan itu, enak aja gitu liburan jalan-jalan menyegarkan mata juga fikiran. Pokoknya kalau lagi liburan, penat di kepala tuh kaya hilang menguap gitu aja. Ada yang pernah ngerasakan hal yang sama gak? Atau cuman saya doang yah yang suka kaya gitu? Hahahaha.
Kembali bahas liburan, seperti janji saya di postingan yang sebelumnya, kali ini saya bakalan bahas soal tempat-tempat liburan kemarin. Tempat pertama yang saya kunjungi itu hamparan Padang Rumput di sepanjang jalan Trans Poso, Napu. Padang rumput ini jaraknya sekitar 30 menit dari desa Mekar Sari kalau naik mobil. Sebelum sampai ke padang rumput, kita melewati kebun-kebun warga. Ada kebun sayur, kebun ubi, jagung, dan masih banyak lagi. Nah salah satu kebun atau lebih tepatnya bekas kebun yang saya lewati itu bekas kebun teh. Iya, di Napu sempat beroperasi pabrik teh dan kopi. Pabrik kopi dan teh ini dibangun di pemerintahan mantan Presiden Soeharto. Namun semenjak lengser pemerintahan beliau pabrik teh dan kopi ini mengalami kebangkrutan. Hingga saat ini yang bertahan hanyalah kebun kopi milik warga saja, namun pabriknya telah lama tutup. Sedangkan untuk tanaman teh, baik pabrik juga kebunnya telah lama mati. Yang tersisa hanya bekas kebun yang masih terdapat beberapa pohon teh sisa yang sudah tidak terawat lagi.
Kembali ke hamparan padang rumput, padangnya bener-bener luas, pokoknya sejauh mata memandang, yang kamu temuin hamparan padang rumput. Beberapa padang rumput itu berada di bukit-bukit sekitar Napu, nah padang rumput yang ada di bukit itu dihiasi sama banyak pohon pinus, dan super duper mempesona mata! Nah di hamparan padang rumput ini kamu bisa temuin sisa peninggalan sejarah jaman dulu. Yaitu berupa batu-batu tua berbentuk sumur. Sayangnya saya gak sempet lihat-lihat batunya dari dekat, hanya bisa lihat dari jalanan di karenakan waktu yang tidak cukup untuk eksplorasi. Selain batu-batu peninggalan sejarah tadi. Di padang rumput itu dimanfaatkan warga untuk jadi tempat berternak kerbau. Jadi disana kamu bisa temuin kerbau milik warga yang dibiarkan hidup liar di alam. Dan ternyata jumlahnya banyak loh. Saya sempat berfoto ria dengan background kerbau dari kejauhan hahaha. Di padang rumput itu kami berhenti di spot tumbuhan ilalang yang berbunga, keren banget buat foto-foto. Ini foto-fotonya.
kelihatan gak sih ada kerbau dibelakang? haha |
Setelah puas berfoto-foto ria di padang rumput, tempat selanjutnya yang kami kunjungi adalah hutan Pinus di sana. Nah hutan pinus ini lumayan yah agak jauh sedikit lah yah dari desa Mekar sari. Kurang lebih jaraknya dari padang rumput tempat saya berfoto-foto kurang lebih 10 menit jika di akses dengan mobil, dikarenakan jalan menuju kesana yang belum mulus, masih banyak lubang disana sini. Begitu sampai disana langsung disambut dengan suara angin disekitar pohon pinus yang terdengar seperti suara hujan. Pohon pinusnya kereeeen begete. Disana banyak banget pohon pinus yang saling berdekatan. Udaranya sejuk, dan nampak agak gelap suasananya (mungkin karena pengaruh saya datang sore hari kali yah). Disana sudah terlihat mulai dijadikan objek wisata warga setempat, melihat sudah adanya meja-meja kayu dan tempat duduk untuk pengunjung, bahkan terdapat ayunan tali untuk dua orang. Disana juga terdapat quotes-quotes ala-ala tempat wisata anak muda, yang isi quotesnya "kapan kamu halalin aku?" "Rindu ini semua karena aku sayang kamu" bhahahahahahahahahahaha asli saya ngakak lihat quotes begituan. Saat disana saya fikir bakalan sepi, ternyata sudah datang beberapa pengunjung yang telah sibuk berfoto sambil memegang tongsisnya lalu pose sana sini.
siblings tumben akur |
when ada cewek deketin kakak |
siblings do silly things together, #tumbenakur |
yakin gak mau kemari? |
mom's wallpaper wkwk |
Hutan pinus ini bagus, sungguh bagus, sayangnya saat saya datang sampah sangat banyak berserakan disana sini. Sepertinya kemungkinan sampah disini sudah sejak lama namun kurang diperhatikan oleh para pengunjung yang datang lalu meninggalkan sampah mereka. Seandainya para pengunjung yang datang sadar akan kebersihan pasti hutan pinusnya bagus banget viewnya. Semoga para pengunjung yang akan datang nanti sadar yah akan pentingnya menjaga lingkungan. Lagian untuk masuk hutan pinus tersebut bebas biaya alias gratis, jadi kita jangan seenaknya yah untuk buang sampah sembarangan, masa sudah diberikan tempat wisata gratis tanpa bayar masih juga mau merusak lingkungan sekitar? :))
Saya selama kurang dari 2 hari di Napu merasa kurang banget waktu buat eksplorasi lembah Napu yang seperti surga dunia ini. Pemandangannya sukses buat saya gak berhenti memuji atas keagungan Allah dalam menciptakan alam semesta dengan begitu indahnya. Saya yakin kalau lembah napu ini dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat, entah sebagai objek wisata ataupun objek bersejarah Napu ini bisa menjadi "Bandungnya Sulawesi Tengah". Mengingat pemandangan di Napu yang luar biasa, sekarang Napu menjadi pemasok sayur-mayur dibeberapa daerah di Sulawesi Tengah ini. Saya kebayang someday, Napu bisa punya lokasi agro wisata, yang gak cuman jadi perkebunan sayur mayur, tapi buah-buahan, seperti strawberry, jeruk, apel (kalau mungkin) juga buah-buah yang berkembang subur di tanah dataran tinggi lainnya. Oh iya saya juga sangat berharap pake banget untuk daerah Napu jangkauan jaringan telekomunikasinya diperkuat dan diperluas, dikarenakan selama 2 di Napu saya gak nemu jaringan telpon maupun internet sedikitpun T.T pasti bakalan lebih ciamik kalau disana jaringannya bisa stabil seperti di daerah lainnya (semoga pihak Telkomsel atau provider lainnya segera pasang tower jaringan disana se segera mungkin yaaaah). Tak menutup kemungkinan jika dikembangkan dengan lebih baik Napu bisa menjadi pemasok sayur-mayur diseluruh Sulawesi, atau bahkan bisa sampai menjadi komoditi ekspor negeri ini insha Allah.
Setelah dari Napu, kami pulang menuju Palu. Tapi sebelum sampai Palu kami berniat untuk singgah di danau Tambing. Bagi saya ke Tambing kali ini adalah kunjungan kedua. Tambing masih sama seperti kemarin, hanya saja jauh lebih sepi, dan terdapat perubahan bentuk pasca gempa di Napu setahun yang lalu. Tapi over all tambing masih cantik! Setelah puas melihat pemandangan di Tambing, kami melanjutkan perjalanan pulang kami ke Palu.
Begitulah kisah family trip kali ini, semoga tahun depan masih diberi umur, rezeki, waktu juga kesempatan oleh Allah SWT supaya bisa ngetrip bareng lagi.
Ayo explore Napu lagi!
love
Ainun
Komentar
Posting Komentar