Kau mungkin menerka-nerka atau berburuk sangka terhadapku yang terlihat biasa-biasa saja, terlihat bahagia, tertawa, tersenyum tanpa henti seolah-olah aku tak peduli sama sekali atau paling bahagia sendiri, jahat membiarkanmu terluka sendiri, tanpa kau tau atas senyum dan tawa yang tergambar diwajahku, tak kau tau seberapa pahit getir yang kurasakan dalam hati,mulut juga kepalaku.
Tak kau tau seberapa sulit ku tahan getir itu sejak awal. Aku, ku gigit dengan gerahamku kuat-kuat kesedihanku, agar kesedihan dan beban itu cukup kurasakan sendiri dan tak ku muntahkan bersama dramanya yang akan mempengaruhi diriku, dirimu, dan tentu saja orang disekeliling kita.
Kau berhentilah terlihat terluka.
Aku, engkau sama-sama terlukanya. Hanya saja aku tak menyerah dan kalah dengan lukaku sendiri. Aku bangkit, meskipun sulit. Karena aku berfikir, aku ataupun engkau berhak untung memperjuangkan bahagia masing-masing.
Komentar
Posting Komentar