Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

kematianku

hari ini aku telah mati dan kematianku adalah kemenangan juga pesta pora kalian para tuan pagi ini aku mati berkeping-keping dihempas hantaman bahasa ibu yang mematikan kehidupan pagi ini aku mati seketika aku kini berada di suatu wilayah asing tempatnya tak pernah pas untuk keberadaanku tubuhku terasa sempit tapi tak pernah terlihat oleh mereka keburukanku terasa dominan dilidahnya lupa kalau aku juga pernah berharga dimata mereka atau mungkin saja memang tidak ada jalanan riuh ibukota mewakili riuh jenuh isi kepalaku teriakan lantang terdengar dari dalam sini aku bersuara lewat kata-kata karena mulutku selalu dibungkam mereka tak pantas anak perempuan banyak menuntut tugasku hanya mengepul dapur saja katanya beberapa waktu berlalu kematianku tidak pernah sampai ditelinga mereka mata, hati, telinga, hidung mereka buta katanya aku masih hidup dan menjadi beban bagi para tuan tak sadarkah mereka? aku telah lama mati disini mati terbungkam suara sendiri malang

Rembulan Buta

Satu, dua, tiga bintang malam tak pernah terang dihadapan rembulan. Rembulan menginginkan mentari, sedangkan mentari tak bangun dimalam hari. Rembulan terus bermuram durja, merindukan kekasih hatinya. Hingga lupa banyak bintang malam hadir menemaninya. Rembulan buta, sinar mentari membinasakannya.

Mati Muak

Sebuah puisi membakar hatiku mati Sebuah kisah terhubung panjang terlentang Aku ingin beristirahat dari semua ini Kebodohan, penyesalan, mimpi juga angan Tentang sebuah kisah pilu yang baru saja dimulai Menghanguskan kumpulan rindu yang menumpuk beberapa bulan belakangan M   e   m   u   a   k   a   n